Pengunjung meramaikan acara Symphony Gumuk Pasir 2024 pada Sabtu (14/09/2024) pukul 17.12 WIB di Pantai Laguna Depok, Bantul, DIY (JELAJAHWANGSA.com/Rizky Amanda Putra Hanka)
JELAJAHWANGSA.com – Yogyakarta adalah daerah yang dikenal dengan kekayaan budaya, sosial, dan sejarah beserta ragam acara lokal yang mengangkatnya di mata dunia. Dengan berbagai acara yang digelar sepanjang tahun, Yogyakarta menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Dilansir dari warta.jogjakota.co.id, ada sekitar 123 acara yang terdata dalam jadwal pelaksanaannya di Yogyakarta pada tahun 2024. 14 acara di antaranya, termasuk festival, merupakan agenda yang diunggulkan, seperti Pekan Budaya Tionghoa, Prambanan Jazz, Kotabaru Heritage Festival, Festival Kebudayaan Yogyakarta, Pasar Kangen Jogja, Pasar Lawasan Mataram, Kustomfest, dan Wayang Jogja Night Carnival.
Lantas, berdasarkan informasi tersebut, apakah Yogyakarta layak meraih gelar sebagai Kota Festival di Indonesia? Simak paparan berikut!
Keberagaman Festival yang Menarik, Oktober Ini Menanti!
Salah satu alasan utama mengapa Yogyakarta layak dinobatkan sebagai Kota Festival adalah keberagaman acara yang diselenggarakan. Setiap festival memiliki daya tarik unik yang mampu memikat hati pengunjung dengan mengusung berbagai tema dan isu-isu tertentu. Keberagaman ini tidak hanya memperkaya pengalaman wisatawan, tetapi juga menunjukkan dinamika kehidupan seni, sosial, dan budaya di Yogyakarta.
Memasuki bulan Oktober ini, ada sejumlah acara yang akan dibuka untuk umum. Misalnya, Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2024 yang akan dilangsungkan pada 10-16 Oktober 2024 mendatang. Acara tersebut mengusung tema Umpak Buka yang mengajak masyarakat untuk mengamati dan berinteraksi dengan peninggalan bersejarah di daerah Bantul.
Dikutip dari Mojok.co, Steering Committee FKY 2024, Butet Kartaredjasa, sempat berkomentar, "Budaya bukan sekadar seni, bukan sekadar entertainment. Tetapi di sini festival kebudayaan merupakan tempat belajar budaya baik warga Jogja sendiri maupun luar daerah. Kekayaan kebudayaan jadi inspirasi semua orang dari etnik mana pun."
Selain FKY 2024, bulan Oktober ini juga akan dihiasi acara yang tak kalah menarik dengan tema bervariasi. Acara-acara tersebut di antaranya Kustomfest 2024 (5-6 Oktober 2024) yang cocok untuk penyuka otomotif, Wayang Jogja Night Carnival (7 Oktober 2024) yang akan menampilkan pagelaran wayang puncak, BIOSFERUN 2024 (13 Oktober 2024) yang akan mengajak Anda berlari di cagar alam, hingga Rocks Legends Festival (19-20 Oktober 2024) yang akan menghadirkan pertunjukan musik rock.
Keterlibatan Komunitas dan Masyarakat Lokal
Keterlibatan aktif komunitas lokal dalam setiap festival juga menjadi faktor penting. Masyarakat Yogyakarta tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berperan sebagai penyelenggara dan peserta. Hal ini menciptakan suasana yang hangat dan akrab, membuat setiap festival terasa lebih hidup dan autentik.
Contoh keterlibatan komunitas dan masyarakat lokal nampak pada acara Jogja World Heritage Festival (JWHF) 2024 yang digelar pada September lalu. JHWF 2024 melibatkan para seniman dari Akademi Komunitas Negeri (AKN) Seni dan Budaya Yogyakarta. Festival ini merupakan wujud apresiasi satu tahun atas peresmian Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia oleh UNESCO.
Dikutip dari jogjawarta.id, Kepala Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofi, Aryanto Hendro Suprantoro berkomentar terkait JWHF 2024, "Kami tidak ingin masyarakat hanya menjadi penonton, atau penikmat festival semata. Yang penting bagi kami, timbulnya partisipasi masyarakat."
Contoh lain dengan skala keterlibatan lebih besar, yakni acara HANYA DI JOGJA FESTIVAL BUDAYA 2024 yang berlangsung pada 20-21 April 2024 lalu. Dilansir dari yessplis.com, acara tersebut melibatkan ribuan seniman lokal, termasuk 8.000 penari dari 169 Kampung Penari di Yogyakarta untuk memecahkan rekor MURI. Festival ini juga menghadirkan 50 pengusaha lokal dan UMKM yang menjajakan produk bernuansa lawas.
Partisipasi komunitas lokal memastikan bahwa setiap festival mencerminkan nilai-nilai dan tradisi yang ada di Yogyakarta. Keterlibatan ini tidak hanya memperkaya festival, tetapi juga memberikan kesempatan bagi seniman lokal untuk menunjukkan bakat mereka kepada pengunjung yang lebih luas.
Dukungan Pemerintah
Pemerintah daerah Yogyakarta, termasuk Sultan Hamengkubuwana IX sekalipun, memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan agenda kepariwisataan seperti festival. Sultan pernah membuka sejumlah festival secara langsung seperti FKY 2022 dan FKY 2023, Kustomfest Retro Future 2023, Yogya Gamelan Festival ke-28 pada tahun 2023, serta Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta ke-18 pada tahun 2023.
Dukungan pemerintah juga terlihat dari berbagai inisiatif yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas festival. Misalnya, pemerintah sering bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk sektor swasta dan komunitas seni, untuk memastikan setiap festival berjalan dengan lancar dan sukses. Bahkan, pada Februari 2024, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta membuka wacana untuk membangun hubungan yang baik dengan pemerintah Edinburg, Skotlandia dalam rangka mewujudkan gelar Yogyakarta sebagai Kota Festival.
Dikutip dari joglojateng.com, Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengungkapkan, “Logonya (Yogyakarta) sudah ada, kemudian ini adalah aktivasinya untuk mendorong ekonomi kreatif untuk men-trigger munculnya kreativitas anak muda di Kota Yogyakarta. Sehingga kita menggandeng Jogja Festival (Jogfest) untuk menjadi Festival City."
Selain itu, infrastruktur yang memadai, seperti akses transportasi yang mudah dan fasilitas akomodasi yang beragam, turut menunjang kelancaran setiap acara. Selain itu, promosi yang gencar dilakukan melalui berbagai media juga membantu menarik minat wisatawan.
Dengan dukungan yang kuat ini, Yogyakarta mampu menyelenggarakan festival-festival yang tidak hanya menarik, tetapi juga berkualitas tinggi.
Pengalaman Kuliner yang Menggugah Selera
Tidak lengkap rasanya membahas festival di Yogyakarta tanpa menyebutkan kulinernya. Setiap festival biasanya dilengkapi dengan berbagai stan makanan yang menawarkan kuliner khas Yogyakarta, seperti gudeg, bakpia, dan wedang ronde. Pengalaman kuliner ini menjadi daya tarik tambahan yang membuat pengunjung betah berlama-lama. Selain itu, festival-festival ini sering kali menghadirkan inovasi kuliner yang menarik, seperti makanan fusion yang menggabungkan cita rasa tradisional dengan sentuhan modern.
Kuliner khas Yogyakarta tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Misalnya, gudeg, yang dikenal sebagai makanan khas Yogyakarta, memiliki sejarah panjang yang terkait dengan kehidupan masyarakat setempat. Dengan mencicipi kuliner khas ini, pengunjung tidak hanya menikmati makanan yang lezat, tetapi juga belajar tentang sejarah dan budaya Yogyakarta.
Kesimpulan
Dengan keberagaman festival, keterlibatan komunitas lokal, dukungan pemerintah, warisan budaya yang kaya, dan pengalaman kuliner yang menggugah selera, tidak heran jika Yogyakarta layak dinobatkan sebagai Kota Festival. Apalagi pada tahun 2024 ini, acara yang dijadwalkan berkisar 123 acara, termasuk festival. Setiap festival di Yogyakarta lantas bukan hanya sekadar acara, tetapi juga perayaan budaya dan kebersamaan yang mampu menciptakan kenangan indah bagi setiap pengunjung, baik itu lokal maupun mancanegara.
Penulis : Rizky Amanda Putra Hanya
Editor : Damelia Agnes D. Tampubolon